Perhitungan Kalender Hijriah Berdasarkan Apa? Ini Jawabannya!
Kalender Hijriah atau juga dikenal sebagai Kalender Islam adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Kalender ini berdasarkan pada perhitungan waktu hijrah atau migrasi Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke kota Madinah pada tahun 622 Masehi.
Kalender Hijriah menggunakan tahun lunar atau bulan, yang terdiri dari 12 bulan. Satu bulan dihitung berdasarkan siklus bulan yang sesungguhnya, sehingga bulan-bulan dalam Kalender Hijriah dapat memiliki 29 atau 30 hari, tergantung pada fase bulan yang terjadi. Oleh karena itu, satu tahun Kalender Hijriah terdiri dari 354 atau 355 hari.
Perhitungan Kalender Hijriah Berdasarkan Apa?
Kalender Hijriah dipakai oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan jadwal ibadah dan acara keagamaan, seperti bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, Kalender Hijriah juga digunakan sebagai referensi dalam penanggalan dokumen resmi dan acara-acara sosial di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Perhitungan Kalender Hijriah Berdasarkan pada gerakan bulan. Satu bulan dihitung sebagai satu siklus gerakan bulan yang penuh, yang disebut dengan "bulan hijriah" atau "bulan qamariyah". Satu tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan Hijriah.
Perhitungan kalender Hijriah dimulai pada tahun 622 Masehi, saat Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah. Tahun hijriah dimulai pada saat fase bulan baru pertama kali terlihat di langit, yang disebut dengan "hilal". Jadi, setiap tahun Hijriah dimulai pada tanggal yang berbeda di kalender Gregorian (kalender yang digunakan secara internasional) karena perbedaan waktu antara gerakan bulan dan gerakan matahari.
Untuk menghitung kalender Hijriah secara tradisional, ada dua metode yang umum digunakan:
- Metode hisab: Metode ini menghitung siklus gerakan bulan secara matematis dan astronomis. Metode hisab modern menggunakan perhitungan komputer untuk menentukan awal bulan Hijriah. Meskipun demikian, masih ada beberapa masyarakat yang menggunakan metode hisab tradisional, yang memperhitungkan kemungkinan hilal terlihat di lokasi tertentu.
- Metode rukyat: Metode ini mengandalkan pengamatan langsung hilal oleh manusia. Metode ini biasanya digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau pedesaan, di mana sulit untuk mengakses teknologi modern.
Dalam praktiknya, kebanyakan orang tidak perlu menghitung kalender Hijriah secara manual, karena sudah ada banyak aplikasi dan situs web yang dapat memberikan informasi tentang tanggal Hijriah saat ini dan dalam masa mendatang.
Beberapa perbedaan antara kalender Hijriah dan kalender Masehi antara lain:
- Basis perhitungan: Kalender Masehi didasarkan pada gerakan Matahari, sedangkan perhitungan kalender hijriah berdasarkan pada gerakan Bulan.
- Panjang tahun: Tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan, sedangkan tahun Masehi terdiri dari 12 bulan dan biasanya memiliki jumlah hari yang lebih banyak daripada tahun Hijriah.
- Bulan-bulan: Bulan-bulan Hijriah berbeda dengan bulan-bulan Masehi. Beberapa bulan Hijriah juga memiliki jumlah hari yang berbeda dari bulan Masehi.
- Tanggal awal: Tahun baru Hijriah dimulai pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, sedangkan tahun baru Masehi selalu dimulai pada tanggal 1 Januari.
- Penggunaan: Kalender Masehi digunakan secara internasional sebagai kalender standar, sedangkan kalender Hijriah banyak digunakan oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan tanggal penting dalam agama Islam seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Beberapa negara dan wilayah yang menggunakan kalender Hijriah sebagai kalender resmi antara lain Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman, dan Iran. Sementara itu, kalender Masehi digunakan secara internasional dan menjadi kalender resmi di sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia.
Posting Komentar untuk "Perhitungan Kalender Hijriah Berdasarkan Apa? Ini Jawabannya!"